Forum Kajian Baiquni Cairo-Mesir
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Forum Kajian Baiquni Cairo-Mesir

Ruang Aspirasi Anggota
 
HomePortalGallerySearchLatest imagesRegisterLog in

 

 makalah awal muqsith part 3

Go down 
3 posters
AuthorMessage
abdul waris marsyam




Number of posts : 5
Registration date : 2007-10-27

makalah awal muqsith part 3 Empty
PostSubject: makalah awal muqsith part 3   makalah awal muqsith part 3 Icon_minitimeTue Nov 06, 2007 10:32 am

a.
Faktor-Faktor
Pemanik Messianisme[url=#_ftn1][1][/url]






1.
Siasat Dominasi dan Oposisi Politik


Faktor ini
adalah alasan pertama untuk menjadikan messianisme sebagai slogan politik untuk
menumbangkan rival politik. Mukhtar as-Tsaqafy, menjadikan messianisme sebagai
alat oposisi Umayyah, demikian juga segala bentuk oposisi untuk melawan dinasti
Umayyah dan Abbasiyah semuanya mengatasnamakan ‘alawiyyin’ khususnya yang digunakan oleh ismailiyah. Disamping itu
dengan menggunakan wacana messianisme akan menarik simpati dari golongan Persia
untuk melepaskan dominasi arab.


Goldzihr
berpendapat, dalam perjalanan sejarah Islam messianisme mampu mendomonimasi
paradigma masyarakat untuk menjustifikasi sebuah revolusi yang dilakukan oleh
aliansi yang kontra pemerintah yang ada waktu itu, messianisme mampu untuk
merubah sebuah undang-undang yang ada dimasyarakat waktu itu. Bahkan
messianisme telah mengobarkan perang yang berlarut-larut dalam sejarah Islam. Demi
sebuah ambis untuk menjadi penegak keadilan.


Bahkan
messianime tidak hanya digunakan oleh golongan Syi’ah untuk melegitimasi
gerakannya, messianisme juga digunakan oleh Abbasiyyin,
untuk mengkalim diri mereka sebagai klan khilafah.
Al-Mas’udy menyebutkan bahwa Abdullah
as-Saffah
sebelumnya digelar sebagai al-mahdy.
Demikian juga sekelompok yang menunggu kedatangan sang mahdy menganggap Abu
Muslim al-Khurasany
sang mahdy. Saking larisnya messianime ini khalifah
ketiga dari dinasti Abbasiyah Abu Ja’far
al-Manshur
juga dianggap sebagai sang mahdy yang ditunggu-tunggu. Hal ini
yang membuat suksesi Abbasiyyin memalsukan hadist-hadist yang disandarkan
kepada untuk melegetimasi ke-mahdi-an mereka. Salah satu contoh hadis yang
dipalsukan oleh para tim seksesi Abbasiyyin adalah hadis Rayaat, yang
diriwayatkan Ibnu Khaldun dalam Muqaddimah-nya. Nasnya sebagai berikut:


قد ورد
من طريق يزيد بن أبي زياد , عن ابراهيم , عن علقمة , عن عبد الله , قال: بينما نحن
عند رسول هلله صلي الله عليه وسلم اذ أقبل قتيبة من بني هاشم فلما رآهم رسول الله
صلي الله عليه وسلم ذرفت عيناه وتغيرت لونه. قال فقلت : ما نزال نري في وجهك شيئا
نكرهه . فقال: (( انا أهل البيت , اختار
الله لنا الآخرة علي الدنيا , و ان بيتي سيلقون بلاءا وتشريدا وتطريداحتي يأتي قوم
من قبل المشرق معهم رايات سود , فيسألون الخير فلا يعطونه , فيقاتلون و ينصرون ,
فيعطون ما سألو فلا يقبلونه , حتي يدفعوها الي رجل من أهل بيتي فيملؤها قسطا كما
ملأوها جورا , فمن أدرك ذلك منكم فليأتهم ولو حبوا علي الثلج ))


Ironisnya
untuk membendung laju fikrah mahdy
pemerintah bani Umayyah mengambil kebijakan politik, dengan menghembuskan isu fikrah sufyany. Tak ayal lagi hadistpun
dibuat untuk membuat sebuah fanatisme mazhab yang nantinya akan memaksa para muhadditsin untuk lebih kritis dalam
menerima hadist yang disandarkan kepada Rasaullah SAW. maka diciptakan ilm jarh wa ta’dil. Salah satu contoh
hadis yang dipalsukan unduk menyokong pendapat mereka hadist yang diriwayatkan Huzaifah
al-Yamany,
nashnya sebagai berikut:


عن حذيفة
اليماني أنه قال: قال رسول الله صلي الله عليه وسلم وذكر فتنة تكون بين أهل المشرق
والمغرب , قال: (فبينما كذالك اذ خرج
فيهم السفياني من الوادي اليابس , حتي ينزل دمشق فيبعث جيشين : جيشا الي اشرق
وجيشا الي المغرب ح تي ينزل بأرض بابل ))


Melihat
bukti faktual yang ada, ini menandakan bahwa kepupoleran messianisme waktu itu.
Yang tidak hanya digunakan para alawiyyin untuk mempostulatkan golongan merekan
sebagai oposisi, akan tetapi ini juga digunakan oleh abbasiyyin dan umawiyyin
untuk mengukuhkan posisi mereka.





2.
Kondisi
Sosiologis dan Ekonomi Masyarakat



Ketika kita melihat hadist yang mengutarakan
tujuan diutusnya sang mahdy adalah ’untuk
memenuhi bumi dengan keadilan dan menghapuskan tirani yang ada’
tirani atau jaur dapa kita interpretasikan dalam dua hal;


1.
Jaur fi din, atau tirani dalam inerpretasi religius adalah
keengganan dalam mengikuti perintahnya dan menjauhi
larangannya.


2.
Jaur fi Iqtishad, atau Tirana dalam wacana ekonomi adalah
monopoli dari kalangan elit dan sehingga pemerataan pendapatan kapita akan
terjadi ketimpangan, dan sebuah kepastian yang kaya akan tetap kaya, dan yang
misikin akan tetap miskin.


Dari
dua premis diatas, jelas kebutuhan akan sang mahdy tidak terbatas pada golongan
Syi’ah sahaja, akan tetapi akan meluas kepada seluruh lapisan masyarakat yang
ada. Bahkan Ahlussunnah juga sempat
mengambil messianisme ini sebagai alat untuk melenyapkan sebuah kezaliman yang
ada. Ketika Umar bin Abdulaziz menjadi khalifah terdesus isu yang mengatakan
bahwa dialah sang mahdy yang ditunggu-tunggu. Ibnu Sa’ad dalam Tabaqat-nya menyebutkan sebuah riwayat
dari Muhammad bin Ali berkata; kenabian
dari kami, dan mahdy dari bani Abdusyams, dan kami tidak mengetahui mahdy itu
kecuali Umar bin Abdulaziz.



Pada awalnya, dikalangan Ahlussunah mengatakan bahwa kehadiran sang mahdy yang dinantikan,
akan dekat kedatangannya, namun ketika melihat sistem poliik yang digunakan
oleh bani Abbasiyah, mereka terpaksa mengakhirkan kedatangan sang mahdy ini.
Hal ini ditegaskan oleh Al-maqdasy dalam kitabnya al-Bid`u Tarikh. Demikian juga dinukilkan dari Al-Maqdasy, ketika
Abu Ja’far al-Manshur menggatikan ayahnya sebagai khalifah, ahlussunnah menganggap khalifah ini
sebagai sang mahdy yang dijanjikan. Syarat yang disebutkan oleh Rasulullah SAW.
juga telah dipenuhi oleh sang khalifah ini, namanya Muhammad, dia pun seorang ahlu bait, dan senantiasa menegakkan
keadilan dan memerangi kezaliman. Namun ketika apa yang diharapkan itu terbang
para ulama pun memberikan syarat untuk sang mahdy ini diantaranya; melenyapkan
kezhaliman, menyebarkan Islam diseluruh dunia, menaklukkan Constantine, dan memasukkan seluruh manusia kedalam
Islam, ataukah membayar jizyah. Inilah
syarat yang ditetapkan oleh para ulama Sunni yang dinukilkan oleh Al-maqdisy,
dan sangat jelas ini adalah hal yang baru untuk territory sang mahdy. Dari
teritori ini juga perbedaan mahdy dalam konsepsi Syi’ah versus Sunni. Namun
yang perlu digaris bawahi disini, keyakinan terhadap mahdy muntazir tidak termasuk dalam bagian hal yang wajib diimani
bagi kalangan Sunni, ini ditegaskan ketika messianisme tidak dinukilkan dalam Maqalat Islamiyyin milik Asy’ary, atau
dalam farqu bayn firaq milik
Al-Baghdady, atau Tamhid milik
Baqillany. [url=#_ftn2][2][/url]





b.
Konsekuensi Messianisme Dalam Pergolakan
Revolusi Syi’ah






Melihat konsepsi Syi’ah terhadap messianisme,
akan sangat jelas bahwa messianisme digunakan untuk memotori gerakan revolusi
Syi’ah untuk merebut kekuasaan dari dinasti yang ada. Mukhtar ats-Tsaqafy
menjadikan messianisme sebagai justifikasi gerakan balas dendam atas kematian
Imam Husein, namun kepercayaan yang diberikan oleh pengikutnya membuat dia lupa
akan tugas pertamanya, dia menganggap dirinya sebagai imam setelah Muhammad
Hanafiyah, disamping itu dia belajar dedukunan untuk menarik simpati masyarakat.[url=#_ftn3][3][/url]
Demikian juga terhadap Imamiyah telah banyak melencengkan akidah Islam akibat misunderstanding
terhadap imamah, bahkan Imam Khomainy
mengatakan bahwa menziarahi kuburan para a`immah
mendapatkan ganjaran yang tak terbatas dari Allah SWT. Hal yang lebih parah
ketika melihat atsar messianisme
dalam tubuh Ismaliyyah beberapa kali golongan ini membuat kelam sejarah Islam
dengan gerakanyang diluar batas kemanusiaan. Beberapa kali jemaah haji dari Iraq
tidak menunaikan ibadah haji akibat terror yang dilakukan oleh Qaramitha.
Ironisnya gerakan ini tak mengindahkan akan kesucian masjid Haram, Ismailiyah
pernah membunuh jamaah yang dalam masji Haram, merampok harta mereka, mengambil
Hajar Aswad selama 25 tahun.[url=#_ftn4][4][/url]
Inilah gerakan satu-satunya yang mampu merongrong daulah Abbasiyah dan mampu
menguasai beberapa jazirah Islam. Belum lagi akidah dan doktrin dengan
mengatasnamakan messianisme menjadi coreng hitam bagi wajah sejarah Islam. Ini
adalah konsekuensi yang pahit yang diterima ketika memahami nash yang tak sesuai
dengan apa yang benar dari Nabi Muhammad SAW.





c.
Epilog




Subhanaka la Ilma lana illa ma ‘allamtana innaka anta
alim hakiim










[url=#_ftnref1][/url]
Back to top Go down
Ahmad Baharuddin




Number of posts : 37
Age : 37
Localisation : Buuts Permai
Registration date : 2007-03-15

makalah awal muqsith part 3 Empty
PostSubject: dISKUSI NYA KEREN LHO   makalah awal muqsith part 3 Icon_minitimeTue Nov 13, 2007 12:24 am

eh keren sekali makalahnya tawwaaaaaaaaaaaaaa.......................!!!!!!!!!!

tapi belum sempat dibaca semua .....ces
nanti pi diiiiii............
sorry inieee karena saya tidak ikut diskusi disituuuu.....
Back to top Go down
amri




Number of posts : 8
Age : 38
Registration date : 2007-03-21

makalah awal muqsith part 3 Empty
PostSubject: Re: makalah awal muqsith part 3   makalah awal muqsith part 3 Icon_minitimeTue Mar 25, 2008 9:34 am

thanks so much.
atas makalahnya.
bagus sekali tawwa. Mdh2an didiskusinya nanti bisa makin jelas dan semakin bisa difahami dengan baik.
Very Happy Very Happy Very Happy
Back to top Go down
Sponsored content





makalah awal muqsith part 3 Empty
PostSubject: Re: makalah awal muqsith part 3   makalah awal muqsith part 3 Icon_minitime

Back to top Go down
 
makalah awal muqsith part 3
Back to top 
Page 1 of 1
 Similar topics
-
» makalah awal muqsith part 1
» makalah awal muqsith part 2
» Makalah Badruzzaman & Ahmad ('Urf dan kedudukanya) part
» Makalah Badruzzaman & Ahmad ('Urf dan kedudukanya) part
» awal

Permissions in this forum:You cannot reply to topics in this forum
Forum Kajian Baiquni Cairo-Mesir :: Teras Pengurus :: Divisi Diskusi dan Kajian-
Jump to: