Forum Kajian Baiquni Cairo-Mesir
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Forum Kajian Baiquni Cairo-Mesir

Ruang Aspirasi Anggota
 
HomePortalGallerySearchLatest imagesRegisterLog in

 

 makalah awal muqsith part 1

Go down 
AuthorMessage
abdul waris marsyam




Number of posts : 5
Registration date : 2007-10-27

makalah awal muqsith part 1 Empty
PostSubject: makalah awal muqsith part 1   makalah awal muqsith part 1 Icon_minitimeTue Nov 06, 2007 10:22 am




MESSIANISME[url=#_ftn1][1][/url],
DOKTRINITAS, DALAM PARADIGMA SYI’AH



(AWAL MUQSITH ANSAR­)[url=#_ftn2][2][/url]





a.
Prolog


Sejarah
poitik Islam dimulai ketika Nabi SAW hijrah ke Madinah. Setelah Nabi
memproklamirkan Piagam Madinah, yang merupakan bibit penyemai berdirinya sebuah
negara yang bernama Daulah Islamiyah.
Nabi SAW menjadi pemimpin negara tersebut sekaligus merangkap sebagai rasul
Allah SWT yang diutus kealam ini rahmatanlil’alamin.
Setelah Nabi wafat yang memegang estafet kepemimpina negara tersebut adalah Abu
Bakar Ash-Shiddiq ra. kemudian dilanjutkan oleh Umar ra. Setelah beliau mati
terbunuh oleh golongan munafik Yahudi, kepemimpinn dipegang oleh Usman ra.,
namun di penghujung beliau harus syahid pada saat rumah beliau di kepung oleh
para pemberontak, yang lagi-lagi peran tokoh munafik disini sanagt besar dalam
kasus pembunuhan beliau, dan akhirnya Usman menemui Tuhannya pada saat
melantunkan kalam Ilahi. Ali mengambil pucuk kepepimipinan khilafah Islamiah, namun desa-desus provokasi serta krisis politik
waktu sudah terlalu kronis. Sehingga pemimpin yang sangat brilian ini hampir
tak berdaya menampung berbagai pemberontakan yang terjadi saat itu. Keadaan ini
memaksa amirulmu’minin mengangkat
senjata melawan beberapa kerabat dari sahabatnya sendiri dan bahkan dengan
salah seorang ibunda kita Sayyidah ‘Aisyah ra. Namun karena penghormatan kepada
istri Rasulullah beliau memulangkan ‘Aisyah dan melayaninya dengan hormat.
Dilain pihak dia harus berperang melawan saudaranya sendiri, yang memaksa
beliau untuk menyelesaikan kasus pembunuhan Usman, dialah Mua’wiyah bin Abi
Sufyan.


Nuansa
politis dalam peperangan Ali ra. Versus Mu’awiyah merupakan pemantik terjadinya
sekterianisasi dalam tubuh Islam yang satu. Belum lagi sistem kepemimpinan yang
berubah dari sisten syura berganti
kesistem monarki absolut yang membuat kekecewaan semakin besar dikalangan kaum
mislimin waktu itu. Dan tentunya ini akan sangat mempengaruhi profil Mua’wiyah
sebagai salah seorang sekretaris Rasulullah ketika beliau masih hidup. Riuh
yang bergolak dalam masyarakat itu tak dapat dipadamkan oleh Yazid bin
Mua’wiyah bahkan dia melakukan sebuah kesalahan sangat besar, yang merupakan
sebagai boomerang bagi kelanggengan kekuasaan klan Umayyah dikemudian hari. Yah..
peristiwa Karbala,
sejarah kelam Islam akan bermula dari situ. Walaupun, ketika panglima perangnya
membawakan kepala Sayyidina Husain kepadanya, dia sempat menangis dan menyesali
terjadinya peristiwa, namun api revolusi telah dinyalakan dan siap melahap
kekuasaan yang dimilikinya dikemudian hari.


Sejarah
Syi’ah yang sebelumnya dimasa Ali ra. Hanya lebih bertendensi politis, dari
peristiwa Karbala,
Syi’ah digodok dan dipaksa sebagai ajaran keimanan yang harus diimani oleh
pengikutnya.


Dalam
menanggapi dan mempostulatkan Syia’h, saya akan menukilkan pendapat DR. Mustafa
Syik’ah, dalam bukunya Islam bila Mazahib,
penulis memberikan kita beberapa analisa paradigma kaum muslimin terhadap
Syi’ah. Beliau membagi dalam 3 bagian:


·
Diantaranya Tasyayyu’ dianggap sebuah doktrinitas keimanan yang mutlak bagi
tiap seorang muslimin, mereka berargumentasi dengan menggunakan berapa hadis
Nabi diantaranya hadis Ghadir Kham.


  • Adapula yang menjadikan Tasyayyu’ hanyalah sebagai tendensi
    politis sahaja. Mereka mengembalikan bahwa dalam nuansa khilafah Islamiyah
    tidak dikenal dengan adanya waratsatul
    riyasah
    . -Jadi paradigma ini merupakan refleksi sosial atas
    ketidakpuasan masyarakat dengan pola politik waktu itu-.



·
Disamping itu ada yang berpendapat bahwa
tasyayyu’ hanyalah merupakan sebuah goncangan-goncangan psikologis, ataukah
sebuah kesedihan universal yang dialami oleh masyarakat muslim waktu itu yang
bertalian dengan doktrin religius. Hal ini dipicu oleh kejadian yang faktual
dan realitas yang ada dialami oleh keluarga Rasulullah SAW, berupa pembunuhan,
penawanan , penyiksaan yang sangat menarik simpati dari kalangan muslimin waktu
itu. Bahkan


anarkisme
yang dialami oleh alu bait tidak
terbatas pada penyiksaan yang dilakukan oleh dinasti Umayyah, bahkan berlanjut
pada generasi Abbasiyah. Dari sinilah motor terjadinya sebuah fatisme dan memberikan
suggesti kepada kaum muslimin untuk mengembangkan Syia’h ini.[url=#_ftn3][3][/url]


Akibat
ketimpangan politik serta krisis kepercayaan masayarakat terhadap pemerintah,
maka inilah yang memotori terjadinya sebuah gerakan underground yang bertujuan
melakukan revolusi sosial, dan kudeta terhadap pemerintahan bani Umayyah.
Berkali-kali konfrontasi fisik terjadi antara pihak pemerintah beradu melawan
aliansi ini. Ketika tujuan belum tercapai, medan
perang terus lapar meminta korban, namun hal yang mengherankan, sepertinya medan pertarungan tak
pernah sepi pengunjung. Bermunculanlah panglima-panglima perang liar yang terus
menyemarakkan panggung konfrontasi pertikaian. Para
pengikut dari panglima perang ini rupanya tak bisa dianggap enteng, ini
disebabkan loyalitas para pengikut mereka. Tak ayal nyawa mereka sebagai
bayaran atas pilihan mereka. Loyalitas mereka tak hanya tercerminkan ketika
pemimpin mereka masih hidup, tapi ini berkesinambungan tak terkecuali pemimpin
mereka wafat. Sehingga depresi, frustasi dan kesedihan yang mereka alami dapat
terobati. Diantara pengobat hati mereka
ketika pemimpin yang mereka agung-agungkan wafat dimedan perang, tersiarlah
isu-isu bahwa yang wafat bukanlah leader idaman mereka akan tetapi hanyalah
wujud syetan yang menyerupai dia!!! Pemimpin mereka tidaklah mati, akan tetapi
ditempatkan tuhan disebuah gua yang dijaga oleh dua binatang buas, serta
mendapatkan sumber madu disamping kanannya, air yang murni disamping kirinya untuk makanan dan pasti akan kembali lagi dan
memenuhi dunia ini dengan keadilan[url=#_ftn4][4][/url]!!!
Pemimpin mereka kini berada dilangit, ketika mereka mendengar deruh guntur yang
menggemuruh, kilatan petir yang mendesir mereka dengan tegap mengatakan itulah
cambuk cemeti pemimpin kami, itulah gertakan pemimpin kami, bahkan dengan penuh
kebanggaan mereka berkata “salam alaik yaa amiirul mu’minin[url=#_ftn5][5][/url]”.
Slogan-slogan inilah yang salah satu motor penggerak menjadikan mereka pasukan
yang ditkauti oleh pemerintah waktu itu. Yahh… inilah salah satu bentuk wacana
messianisme (fikrah mahdy) dalam Islam, yang telah disalah digunakan oleh
beberapa pihak untuk kepentingan politik tertentu. Namun sejauhmana messianisme
ini mendramatisir situasi waktu itu??? Apakah messianisme mempunyai landasan
dalam Islam??? Konsepsi mahdy dalam perpektif Sunni versus Syia’h??? relaitas
sosial apakah yang menyebakan pemunculan wacana ini??? Apakah jihad melawan
pemimpin yang zalim -jika benar premis ini- tak dapat mencover pluralitas
ideologi masyarakat islam waktu itu???
Jika benar messianisme mempunyai justifikasi hukum dalam Islam,
sejauhmana zona teritorial penetapannya??? Apakah Konsekuensi logis dari wacana
messianisme, positif vs negatif, kontruktif vs dekontruktif???



Beberapa pertanyaan diatas barangkali akan
memulai polemik fikrah mahdy dalam diskusi kita kali ini, namun saya sadari
makalah ini jauh dari kesempurnaan maka saya sangat sangat mengharapkan saran
kontributif demi sempurnya kajian kita kali ini…






b.
Justifikasi
Syar’i Atas Wacana Messianisme






Fikrah mahdy dalam Islam
bukanlah merupakan sesuatu yang diada-adakan, akan tetapi dia mempunyai
penetapan dari Rasulullah SAW, tanpa
memberikan sebuah paradigma tiap dari
dan Sunni dan Syi’ah, saya akan memaparkan beberapa riwayat yang menjustifikasi
dan melegetimasi adanya al-mahdy
al-muntazir al-fatimy
yang dijanjikan oleh Baginda Rasul. Diantaranya;


Di keluarkan
oleh Imam Ahmad bin Hanbal dalam kitab Musnadnya
:


عن الامام علي قال: قال رسول الله صلي الله عليه وسلم
((المهدي منا أهل البيت, يصلحه الله في ليلة ))


Dalam
riwayat lain disebutkan :


لو لم يبق من الدنيا لبعث الله عز وجل رجلا منا,
يملؤها عدلا كما ملئت جورا)) ))


Pada tempat
lain juga disebutkan dari Abdullah bin Mas’ud:[url=#_ftn6][6][/url]





عن عبد
الله بن مسعود, عن النبي صلي الله عليه وسلم قال: ((لا تقوم الساعة حتي يلي رجل من
أهل بيتي, يواطئ اسمه اسمي))


Dan
diriwayatkan pula dari Abu Nai’m dari Abu Hurairah:[url=#_ftn7][7][/url]


عن أبي هريرة قال: عن النبي صلي الله عليه وسلم قالSad(
لو لم يبقي من الدنيا الا يوم لطول الله
ذالك اليوم حتي يلي رجل من أهل بيتي يواطئ اسمه اسمي واسم أبيه اسم أبي, يملؤها
قسطا و عدلا كما ملؤها جورا ))


c.
Pandangan
Para Ulama Tentang Kesahihan Hadis Mahdy






Disebutkan
dalam Syarah Aqidah Syaikh Muhammad bin
Ahmad as-Safarainy al-Hanbaly
yang nashnya sebabagai berikut:


Hadis-hadis yang diriwayatkan tentang
keluarnya Imam Mahdy Al-Muntazar sungguh banyak sekali bahkan telah sampai
kedalam derajat mutawatir ma’nawy, dan itu telah popular dikalangan ulama
sunnah bahkan mereka memasukkan messianisme sebagai salah satu aqidah mereka,
kemudian beliau menyebutkan beberapa hadis yang diriwayatkan dari beberapa
kelompok Sahabat, dan dia menambahkan beberapa komentar, telah diriwayatkan
dari beberapa golongan Sahabat dan sekelompok Thabi’in dan golongan setelah
Thabi’in yang memberikan ilm dharury dalam menyikapi keimanan keluarnya Imam
Mahdy, berkonklusi mengimani Imam Mahdy merupakan sebagai sebuah kemutlakan
bagi setiap muslim sebagai telah ditetapkan Oleh AhluSunnah wal Jama’ah.[url=#_ftn8][8][/url]



Hal senada
juga diutarakan oleh Imam Isfirayny, begitu pula di ungkapkan oleh Syaukani.[url=#_ftn9][9][/url]


DR. Ahmad
Salus, dalam mengomentari beberapa riwayat hadis tentang fikrah mahdy beliau mengatakan:


Walaupun ahadist tentang fikrah mahdy tidak
terdapat dalam kitab Sahihain akan tetapi riwayat tersebut terdapat di Musnad
Imam Ahmad dan beberapa kitab Sunan. Alotnya perdebatan dalam substansi, tidak
mengharuskan untuk menolak hadis-hadis tersebut. Yang menjadi perhatian kita
bahwa riwayat tersebut itu datang dari riwayat-riwayat yang sahih, maka tidak
ada lagi alasan untuk menolaknya.[url=#_ftn10][10][/url]



Syaikh
Nasiruddin Al-bany dalam mengomentari hadist Mahdy beliau mengatakan bahwa
dalam menghukuminya ada yang Sahih ada pula
yang Dha’if.[url=#_ftn11][11][/url]













[url=#_ftnref1][1][/url] Messianisme adalah term yang digunakan para
orientalis dalam mengistilhkan fikrah mahdy lht misalnya;


·
E.
polochct : Le Messianisme dans l’heteredoxie musulmane, Paris, 1903,


·
I.
Friedlander: Die Messiade in Islam, Frankfurt,1903.
dikutip dari kitab Mazahib Islamiyyin; DR. Abdurrahman Baidhawi






[url=#_ftnref2][2][/url] Ketua Baiquni 2007-2008.






[url=#_ftnref3][3][/url] Dr. Mustafa Syik’ah; Islam bila Mazahib,
hal;171-174, cet; Maktabah Usrah.






[url=#_ftnref4][4][/url] Adalah akidah yang dianut oleh salah satu
sekte Syi’ah yang meyakini Muhammad bin Hanafiya tidaklah mati, pengikut ini
dikenal Kisaniyah. Liht; al-Baghdady; alfarqu bain al-firaq, hal;41, cet;Dar
Turast.






[url=#_ftnref5][5][/url] Sebuah keyakinan dari salah satu sekete Syi’ah
yang dikenal Sabaiyyah, dinisbahkan kepada Abdullah bin Saba’,liht
Asy’ary ;Maqalat Islamiyyin. Perlu pembahahsan yang mendalam untuk mengetahui
dengan jelas siapa sebemnarnya Abdullah bin Saba’
ini.






[url=#_ftnref6][6][/url] Dinukil dari DR.Ahmad Salos; Ma’a Syi’ah Istna
‘Asyar fi al-Usul wa al_furu’, hal;160-163, cet;Dar Taqwa li an-Nasyiin






[url=#_ftnref7][7][/url] Liht: DR. Mustafa Hilmy; Aqa’id
as-Syi’ah, hal,; 160.






[url=#_ftnref8][8][/url] Liht; DR. Mustafa Hilmy; Aqaid as-Syi’ah, hal;
161.






[url=#_ftnref9][9][/url] Ibid.






[url=#_ftnref10][10][/url] DR. Ahmad Salus; Ma’a Syiah Itsna Asyariyah,
hal; 161.






[url=#_ftnref11][11][/url] Ibid.
Back to top Go down
 
makalah awal muqsith part 1
Back to top 
Page 1 of 1
 Similar topics
-
» makalah awal muqsith part 2
» makalah awal muqsith part 3
» Makalah Badruzzaman & Ahmad ('Urf dan kedudukanya) part
» Makalah Badruzzaman & Ahmad ('Urf dan kedudukanya) part
» awal

Permissions in this forum:You cannot reply to topics in this forum
Forum Kajian Baiquni Cairo-Mesir :: Teras Pengurus :: Divisi Diskusi dan Kajian-
Jump to: