Forum Kajian Baiquni Cairo-Mesir
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Forum Kajian Baiquni Cairo-Mesir

Ruang Aspirasi Anggota
 
HomePortalGallerySearchLatest imagesRegisterLog in

 

 makalah awal muqsith part 2

Go down 
AuthorMessage
abdul waris marsyam




Number of posts : 5
Registration date : 2007-10-27

makalah awal muqsith part 2 Empty
PostSubject: makalah awal muqsith part 2   makalah awal muqsith part 2 Icon_minitimeTue Nov 06, 2007 10:31 am

a.
Manhaj
Muslimin Dalam Penetapan Sang Mahdy






Dari sub
judul ini kita akan menguraikan pendapat-pendapat ulama dalam menetapkan siapakah
sebenarnya Sang Mahdy itu, atau zona territorial untuk menentukan sang Mahdy.
Sunni versus Syi’ah.





1. Sunni


Dalam
paradigma Sunni sosok Mahdy sangat berseberangan dengan konsepsi Syi’ah. Dalam
konsepsi Sunni sang Mahdy tidak pernah hidup sebelumnya dimasa silam. Sang
Mahdy juga bukanlah seorang person yang sekarang ini mendapatkan rezkinya dari
sumber madu disamping kanannya, dan mata air disamaping kirinya. Singa disisi
kanannya, serigala disamping kirinya. Yang senantiasa menjaganya. Person Mahdy
dalam paradigma Sunni bukanlah sebagai tokoh komik yang unreasonable. Akan tetapi sosok yang akan memenuhi alam ini dengan
keadilan dan akan menghapuskan dunia ini dari tirani penguasa yang otoriter. Kita
akan menyimak pendapat Ibnu Qayyim murid dari Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah, dalam penetapan siapakah sebenarnya yang akan menjadi sang Mahdy yang
dijanjikan oleh Rasulullah. Ibnu Qayyim memaparkan empat pendapat mengenai
penetapan Mahdy.





·
Sang Mahdy adalah sosok ‘Isa al-Masih, dan ialah
adalah Mahdy yang sebenarnya. Ini telah ditegaskan oleh sunnah sahih dari
Rasulullah perihal turunnya beliau dari langit di Manara Baidha disebelah timur negri Dimasyq. Beliau akan menegakkan
Kitabullah dimuka bumi ini, serta
akan memerangi Yahudy dan Nasrany serta menghancurkan agama-agama ardhiyah.[url=#_ftn1][1][/url]


·
Pendapat kedua mengatakan bahwa sosok sang
Mahdy adalah pendiri Daulah Bani Abbas. Dan pastinya masa Abbasiyah telah
berakhir.[url=#_ftn2][2][/url]
Namun –menurut Ibnu Qayyim- landasan
dasar dari premis tadi berpegang pada hadis yang diriwayatkan oleh Ali bin
Zaid, adalah sosok yang mendapat kritikan dari berbagai ulama Islam
,diantaranya Ibnu Qayyim sendiri mengomentari sosok ini. Dhai’f lahu manakir tafarrada
bihi fala yahtajju bih.



·
Selanjutnya Ibnu Qayyim menukil tiga
riwayat kemudian memilih salah satu diantara ketiganya, setelahnya beliau
mengomentarinya.[url=#_ftn3][3][/url]


الحديث
رواه أبو نعيم من حديث أبو سعيد الخدري رضي الله عنه قال: رسول الله صلي الله عليه
وسلم: (( يخرج رجل من أهل بيتي , يعمل بسنتي , وينزل الله له البركة من السماء
وتخرج له الأرض البركتها ويملأ الأ رض عدلا كما ملئت ظلما ويعمل علي هذه الأمة سبع
سنين , وينزل بيت المقدس ))[url=#_ftn4][4][/url]



Dalam
personifikasi sang Mahdy, DR. Ahmad Salus menukilkan riwayat dari Imam Abu
Dawud sebuah hadis yang disandarkan kepada Ali bin Abi Thalib ra. menetapkan
bahwa sang Mahdy nanti akan lahir dari nasal Imam Hasan bin Ali ra.[url=#_ftn5][5][/url]
Ibnu Qayyim mengomentari alasan dipilihnya nasal Imam Hasan ra[url=#_ftn6][6][/url].
ini disebabkan oleh ketawadhuan beliau, berbeda dengan saudaranya Imam Husain
ra yang keluar berperang melawan pemerintahan waktu itu.[url=#_ftn7][7][/url]





2.
Syi’ah


Melihat
tubuh syi’ah yang sangat plural maka saya akan berusaha memaparkan pendapat
beberapa golongan Syia’h terhadap paradigma messianisme dikalangan mereka. Saya
akan membatasi kepada empat golongan (1)
Kisaniyah.[url=#_ftn8][8][/url]
(2) Imamiyah.[url=#_ftn9][9][/url] (3) Ismailiyyah[url=#_ftn10][10][/url]
(4) Zaidiyyah.[url=#_ftn11][11][/url] Mengingat
keempat golongan ini merupakan golongan tebesar dalam tubuh Syi’ah, disamping
itu sejarah telah mencatat keempat golongan ini mempunyai sejarah panjang dalam
pergolakan revolusi dalam sistem khilafah Islamiyah. Kisaniyah adalah adalah
sekte pertama yang memproklamirkan sebagai partai oposisi klan Umayah waktu
itu. Pembalasan dendam terhadap pembunuhan Imam Husain ra. Serupa dengan
Muawiyah waktu ketika merongrong kekuasaan Ali untuk menuntut balas atas
pembunuhan Usman. Alasan ini pula diganakan Mukhtar bin Abi Ubaid untuk merongrong
dinasti Umayyah waktu itu.[url=#_ftn12][12][/url]
Sedangkan dalam pergolakan politik dalam tubuh Imamamiyah akan berkaitan erat
dengan Ismailiyah, ini dikarenakan oleh kepercayaan mereka terhadap ‘ismatul a`immah, disamping itu juga
mereka sepakat kepemimpinan setelah Ali ra. namun titik perselisihan terjadi
ketika menetapkan imam setelah Ja’far Ash-Shadiq. Apakah Ismail bin Ja’far
ataukah kepada Musa al-Kazhim.[url=#_ftn13][13][/url]
Ismailiyyah menjadikan Ismail bin Ja’far[url=#_ftn14][14][/url]
imam setelah ayahandanya. Dari Ismail inilah yang nantinya menjadi kakek dari
‘Ubaidillah bin Muhammad bin Ismail.[url=#_ftn15][15][/url]
Sedangkan Zaidiyyah adalah satu-satunya golongan yang berbeda pendapat dalam
masalah messianisme ini. Golongan telah menghancurkan sendi-sendi messianistik
dalam paradigma muslimin secara umum, dan Syi’ah secara khusus.[url=#_ftn16][16][/url]


·
Kisaniyah


Konsepsi Mahdy al-Muntazar, dalam persepsi
Kisaniyah tergambar dalam sosok Muhammad bin Hanafiyah, isu ini dihembuskan
oleh Mukhtar bin Abi Ubeid ats-Tsaqafy. Sosok inilah yang menuntut balas atas
kematian Imam Husein ra. Kisaniyah juga dianggap sebagai firqah pertama yang
mengaktualisasikan messianisme dalam Islam.[url=#_ftn17][17][/url]
Dalam gambaran mereka, sosok mahdy (Muhammad bin Hanafiyyah) kini hidup di Jabal Radhwa, disamping kanannya
terdapat singa, dan disebelah kirinya terdapat serigala yang menjaganya dari
musuh-musuhnya. Terdapat dua sumber rezki untuk memenuhi kebutuhannya, mata air
jernih dan madu.[url=#_ftn18][18][/url] Penyebab pengurungan beliau pun berbeda-beda,
ada yang berpendapat; bahwa hal itu merupakan rahasia Allah SWT. Adapula yang
berpendapat itu merupakan hukuman karena Muhammad bin Hanafiyah pasca
pembunuhan Imam Husain ra. dia mengambil perlindungan kepada kepada Yazid bin
Mu’awiyah, dari kejaran Ibnu Zubair… dan sekte ini berpendapat bahwa memerangi
Ibnu Zubair adalah sebuah keharusan bagi
beliau, dan sebuah kesalahan besar ketika lari dari kejaran Ibnu Zubair, dan
berlindung kepada Yazid bin Mu’awiyah. Dalam perjalannya menuju ke Tha’if,
disanalah Ibnu Abbas ra. wafat. Kemudian dia menuju ke Dzur, ketika dia
melewati pegunungan Radhwa mereka
berbeda pendapat , yang menyaksikan kematiannya dia mereka menetapkan kematiannya, yang menunggu
beliau dalam perjalannya menganggap bahwa Allah SWT mengurungnya dan
menyembunyikannya sebagai hukuman kepada beliau. Dia akan keluar ketika
mendapat izin dari Tuhannya. Beliaulah
Mahdy muntazar
dalam Islam.[url=#_ftn19][19][/url]






·
Imamiyah


Messianisme
dalam konteks Imamiyah sangat berkaitan erat dengan masalah imamah. Imam dalam doktrin Imamiyah
adalah setara dengan kenabian dalam segala aspek kecuali wahyu.[url=#_ftn20][20][/url]
Bagi yang mengingkari imamah maka
diantara mereka berbeda pendapat ada yang menganggap mereka kafir, adapula yang
menganggap mereka mukmin, namun mereka sepakat bahawa orang yang mengingkari imamah adalah bukan seorang mu’min dalam
makna yang khusus, dia hanya dianggap sebagai seorang mu’min dalam pengertian
global.[url=#_ftn21][21][/url]



Ibnu
Babawaihi al-Qummy berkata dalam Risalah
fil I’tiqad
; adalah keyakinan kami bagi orang yang mengingkari keimamam Ali
bin Abi Thalib ra. dan imam-imam setelahnya sama seperti mengingkari kenabian
seluruh para nabi!!! Bagi yang megimani imamah
Ali bin Abi Thalib, namun mengingkari salah satu imam setelahnya, seolah
mengimani seluruh para nabi akan tetapi dia mengkufuri kenabian Muhammad SAW.[url=#_ftn22][22][/url]



Sosok sang
imam bagi mereka, sosok yang suci, setara dengan para nabi dalam segala aspek
individual. Begitu juga sang imam harus menjadi the most incredible people in the world. Sang imam juga dalam
mengalisa segala perkara mendapatkan ilham langsung dari langit. Seolah kita
diperhadapkan oleh usthurah qadimah,
ketika segala bersumber dari langit. Oleh karena selama imamah setara dengan nubuwah
maka dalam mengetahui sang imam mendapatkan intruksi langsung dari sang Nabi.
Jadi Nabi telah memilih para imam sampai akhir zaman. Berikut list para imam
yang telah dipilih oleh Nabi;


1.
Ali bin Abi Thalib


2.
Hasan bin Ali


3.
Husain bin Ali


4.
Ali Zainal ‘Abidin bin Hasan


5.
Muhammad al-Baqir bin Ali


6.
Ja’far as-Shadiq bin Muhammad


7.
Musa al-Kazhim bin Ja’far


8.
Ali ar-Ridha bin Musa


9.
Muhammad al-Jawwad bin Ali


10.
Ali al-Hadi bin Muhammad


11.
Hasan al-‘Askari bin Ali
12.
Muhammad al-mahdy bin Hasan
Sosok yang terakhir yang diyakini oleh Imamiyah sebagai Mahdy al-muntazhar, dialah sang hujjah
pada masa sekarang dan nanti. Dia telah menghilang dan akan kembali lagi kebumi
ini dan akan memenuhinya dengan keadilan dan aman.[url=#_ftn23][23][/url]
Tidak hanya itu Imamiyah juga meyakini sosok yang terkhir ini nantinya kembali
kedunia ini dan disusul oleh para pendahulunya.[url=#_ftn24][24][/url]
Namun perdebatan terjadi mengenai sosok ini, para sejarawan masih bebeda
pendapat apakah tokoh ini adalah fakta atau fiksi? Namun fakta telah mencatat
Hasan al-‘Askari (ayah Muhammad al-Mahdy) tidak pernah melahirkan anak, dia wafat dan belum sempat memiliki ketunan! Saudaranya Ja’far membagi warisannya tanpa menyisihkan bagian untuk keturunannya. Hal ini telah disepakati oleh para Syi’ah kontemporer. Jika hal ini benar maka sosok Muhammad al-Mahdy hanyalah
rekaan belaka.[url=#_ftn25][25][/url]
Ismailiyah
merupakan sekte yang sangat berpegang kepada konsep messianisme, bahkan asas dalam memulai gerakannya adalah kepercayaan terhadap sosok mahdy.[url=#_ftn26][26][/url]
Sosok sang mahdi dalam doktrin mereka adalah Ubaidillah bin Muhammad bin
Ismail. Dialah perintis dan pelopor gerakan revolusi Ismailiyyah yang nantinya
berhasil merongrong kedaulatan khilafah
Islamiyah.
Namun berbeda dengan kedua sekte yang telah disebutkan, sebagian dari sekte ini tidak meyakini fikrah ruj’ah
(docetism) namun sebaian yang lainnya meyakininya. Dari differensiasi ini kita dapat mengklasifikasikan Ismailiyyah kedalam dua sekte:
1. Sekte yang pertama meyakini imamah setelah Jafar ash-Shadiq adalah Ismail bin Ja’far. Mereka mengingkari
kematian Ja’far. Dia akan kembali lagi kebumi ini dan memenuhi dunia ini
keadilan.[url=#_ftn27][27][/url]
2. Sekte yang kedua meyakini bahwa sang mahdy
yang dijanjikan adalahUbaidilliah bin Muhammad bin Ismail.[url=#_ftn28][28][/url]
Namun ketika kritik ditujukan pada imamah Ismail,
maka akan runtuhlah dasar dari dogma mereka baik dari Ismailiyyah dan . Belum lagi ketika melakukan kritik historis kepada Ubaidillah bin Muahammad maka akan jelas kejanggalan dari sekte ini.
Dalam beberapa tempat disebutkan bahwa imamah
tidak pernah berpindah kepada Ismail. Alasan pun bebeda-beda, ada yang
mengatakan Ismail wafat sebalum ayahnya wafat. Ada pula yang berpendapat bahwa
Ja’far ash-Shadiq telah mengharamkan imamah
kepadanya ini disebabkan akan kecendrungannya kepada wanita, dan seringnya dia meminum khamr, ironisnya lagi dia berkawan dengan Abu Khatthab seorang atheis yang menuhankan Ja’far ash-Shadiq, ini
menyebabkan Ja’far ash-Shadiq berlepas tangan darinya.[url=#_ftn29][29][/url]
Hal serupa
terjadi pada Ubaidillah bin Muhammad, nasab sosok sangat fenomenal. Macam
pendapat dalam penetapan nasabnya pun beragam. Sebagian mengatakan bahwa ibunya
mengawini seorang alawy, adalah
seorang janda yang memiliki anak dari seorang Yahudi yang berprofesi sebagai
tukang besi. Diriwayat lain dari masyarakat Baghdad
dan Iraq
secara umum mengatakan bahwa Ubaidillah
adalah nasal dari Abdullah al-Qaddah, budak dari Ja’far ash-Shiddiq. Bahkan
pada masa khlaifah al-Qadir billah diselenggarakan sebuah konferensi di Baghdad yang memutuskan
bahwa nasab mahdy yang selama ini bermuara pada Ja’far ash-Shadiq adalah sebuah
kebohongan belaka. Ini telah disepakati oleh seluruh lapisan cendikia dan ulama
muslim waktu itu. Bahkan Al-Maqrizi mencatatnya dalam sebuah karangannya It’azhul hunufa, begitu pula Jamaluddin
Abu Mahasin dalam kitabnya an-Nujum
az-Zahirah.[url=#_ftn30][30][/url]

Zaidiyyah
Ketika menkonparasikan konsepsi messianisme dalam paradigma Zaidiyyah dengan pandangan
Syiah secara spesifik dan Sunni secara global, maka kita akan melihat sebuah paradigma logis yang baru. Bisa kita katakan Zaidiyyah mempunyai konsepsi yang
cukup bereda dengan firaq dalam tubuh
Islam. Konsepsi messianisme dalam dogma Zaidiyyah sangat relevan dengan
tuntutan zaman. Ini disebabkan bahwa imam Zaid bin Ali ra. –cucu Imam Husain ra.- mengkonsepsikan imamah bebeda
dengan apa yang menjadi Syi’ah selama ini. Syarat imamah dalam doktrin Zaidiyyah adalah; (1) alim, (2) zahid, (3) pemberani, (4) bersahaja, (5)
punya kecakapan dalam bidang militer, (6) sehat dari segi jasmani. Jika
syarat-syarat itu terpenuhi maka tak terkecuali dari nasal imam Hasan atau imam Husain, semuanya layak menjadi pemimpin
umat.[url=#_ftn31][31][/url]
Bahkan dalam Zaidiyyah tidak meyakini adanya waratsah riyasah,[url=#_ftn32][32][/url]
ataukah dengan cara nash.[url=#_ftn33][33][/url]
Ini nantinya yang menghancurkan sendi-sendi dogma Syi’ah yang lain.
Interpretasi inilah yang membuat beberapa golongannya berpaling darinya
sehingga dinamakan sebagai Rawafidh.
Begitu pula menginterpretasikan
sosok sang mahdy, imam Zaid berpedapat bahawa sang mahdy tak lebih dari sekadar
muhtady’ atau pemberi petunjuk.[url=#_ftn34][34][/url]
Sehingga mahdy muntazir bias jadi
seorang mujaddid yang membebaskan masyarakat dari tirani penguasa, ataukah sosk
yang memberikan sumbangsih yang besar kepada Islam. Dari persepsi ini jelas kita bahwa imam Zaid ra. mendekontroksi doktrin yang menjamur dikalangan Syiah
waktu itu. Kita juga akan melihat sisi rasionalisme dalam ideologi-ideologi
yang ditelorkan oleh imam Zaid. Yang paling signifikan yaitu ketika beliau
melegetimasi kepemimpinan Abu Bakar ra., Umar ra., Usman., dengan menggunakan
sebuah argumen yang sangat populer ditelinga kita jawaz imam mafdhul ma’a wujud afdhal. Salah satu penyebab mengapa
rasionalisme sangat nampak dalam tubuh Zaidiyyah bahwa Zaid bin Ali adalah
murid dari Washil bin Atha’ pendiri mazhab Mu’tazilah
Back to top Go down
 
makalah awal muqsith part 2
Back to top 
Page 1 of 1
 Similar topics
-
» makalah awal muqsith part 1
» makalah awal muqsith part 3
» Makalah Badruzzaman & Ahmad ('Urf dan kedudukanya) part
» Makalah Badruzzaman & Ahmad ('Urf dan kedudukanya) part
» awal

Permissions in this forum:You cannot reply to topics in this forum
Forum Kajian Baiquni Cairo-Mesir :: Teras Pengurus :: Divisi Diskusi dan Kajian-
Jump to: