Forum Kajian Baiquni Cairo-Mesir
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Forum Kajian Baiquni Cairo-Mesir

Ruang Aspirasi Anggota
 
HomePortalGallerySearchLatest imagesRegisterLog in

 

 Pemikiran Islam Antara Absolusitas dan Relatifitas

Go down 
AuthorMessage
Abu Fatih

Abu Fatih


Number of posts : 40
Registration date : 2007-03-08

Pemikiran Islam Antara Absolusitas dan Relatifitas Empty
PostSubject: Pemikiran Islam Antara Absolusitas dan Relatifitas   Pemikiran Islam Antara Absolusitas dan Relatifitas Icon_minitimeWed Mar 12, 2008 7:16 am




Pemikiran Islam
Antara Absolusitas dan Relatifitas





Setiap pemikiran mengacu dan bertumpu
pada sebuah gagasan absolusitas. Artinya setiap pemikiran atau filsafat
berangkat dari sebuah titik absolut yang mewarnai semua gagasan dan pemikirannya.
Terlepas apakah pemikiran itu bercorak agamis atau pemikiran dan filsafat
murni. Bahkan posmodernisme yang dikenal tidak mengenal entitas absolut juga
pada dasarnya mengacu pada sebuah gagasan absolut. Seperti kata Abdul Wahhab Al
Massiri, aliran ini mengacu relativitas yang absolut. Artinya dalam pemikiran
ini, segalanya serba relatif. Hanya relativitas yang absolut. Itulah
sekularisme konfrehensif (al almaniyya al syamila) seperti yang diistilahkan
oleh Al Massiri.


Dalam Islam, keyakinan akan adanya Allah
SWT merepresentasikan gagasan absolusitas yang menjadi tumpuan pemikiran Islam.
Allah SWT absolut dan tidak relatif, tidak terkait dengan ruang, waktu, person
dan kondisi yang mengurung sesuatu dalam kerangka relativitas.


Di samping itu, pemikiran Islam didasari
oleh nilai-nilai absolut seperti keadilan, kasih sayang, tirani dan kekerasan.
Artinya keadilan akan tetap keadilan. Demikian halnya ketidak-adilan akan tetap
jadi ketidak-adilan. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa gagasan absolusitas
membentuk paradigma epistemologis dalam pemikiran Islam. Lewat paradigma ini,
seorang muslim melihat dan memetakan serta berinteraksi dengan dunia
sekelilingnya.


Di sisi lain, pemikiran Islam melihat
bahwa semua entitas yang terkait dengan ruang, waktu, person dan kondisi bersifat
relatif.


Dalam dualisme absolusitas-relatifitas yang
merupakan derivasi dari dualitas Pencipta dan makhluk, umat Islam melihat
absolusitas al Qur'an dan relatifitas penafsirannya. Karena al Qur'an berasal
dari yang Absolut, sementara interpretasi teks-teks al Qur'an sangat sarat
dengan muatan-muatan relatif ketika mengulas ayat-ayat yang bermakna global. Tidak
ada klaim kebenaran dalam interpretasi. Itulah sisi yang disebut oleh Imam Ali
dengan "hammalu Aujuh" (memiliki beberapa kemungkinan interpretasi).
Di sisi lain, al Qur'an memiliki sisi yang tidak bermakna ganda bahkan tidak
mempunyai lebih dari satu kemungkinan interpretasi (muhkamat).


Disinilah perbedaan antara relativitas
dalam paradigma Islam dan relativitas dalam paradigma sekularistik. Relativitas
dalam pemikiran Islam adalah relativitas yang relatif sementara relativitas
posmodernis adalah absolut.


Seperti telah disinggung bahwa dalam
paradigma posmo tidak dikenal entitas absolut hingga relativitas itulah yang
berubah menjadi absolut. Dalam bingkai paradigma ini, lahirnya sebuah teks
dalam kerangka sosio-kultural tertentu akan mengikat teks tersebut dalam penjara
historisitas. Karena secara ontologis, tidak ada entitas yang ahistoris dan
terlepas dari ikatan ruang dan waktu. Lebih dari itu teks –misalnya- tidak
memiliki otoritas apapun dimana kebenaran sangat relatif dan tergantung pada pembaca.
Atau dengan kata lain tidak ada standar yang paten tentang kebenaran.


Oleh karena itu, perlu digarisbawahi
bahwa ketika pemikiran Islam melihat bahwa akal manusia sangat terbatas dan
relatif yang mustahil sampai kepada kebenaran absolut


﴿
وفوق كل ذي علم عليم ﴾


dalam waktu yang sama,
pemikiran Islam mengacu pada kerangka acuan (frame of reference) yang absolut,
dalam hal ini kerangka epistemologis yang didasari oleh al Qur'an dan Sunnah.
Tanpa kerangka acuan yang absolut ini, orang muslim akan terjebak dalam
kerancuan identitas hingga akan larut di tengah gelombang zaman.


Dengan mengadopsi dualitas absolut-relatif, pemikiran Islam yang
sangat menghargai variabel ruang, waktu dan kondisi, menemukan fleksibilitas
yang menjadi tuntutan perkembangan dan problematika zaman tanpa harus
kehilangan identitas. Wallahu A'lam Bishshawab.




Back to top Go down
 
Pemikiran Islam Antara Absolusitas dan Relatifitas
Back to top 
Page 1 of 1
 Similar topics
-
» falsafah islam
» Proyek pengkajian ttg Konsep "Islam Substansial-Formali

Permissions in this forum:You cannot reply to topics in this forum
Forum Kajian Baiquni Cairo-Mesir :: Dialog Pemikiran :: Filsafat-
Jump to: