Forum Kajian Baiquni Cairo-Mesir
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Forum Kajian Baiquni Cairo-Mesir

Ruang Aspirasi Anggota
 
HomePortalGallerySearchLatest imagesRegisterLog in

 

 bedah buku

Go down 
2 posters
AuthorMessage
awal muqsith




Number of posts : 28
Registration date : 2007-03-14

bedah buku Empty
PostSubject: bedah buku   bedah buku Icon_minitimeWed Mar 14, 2007 7:02 pm

PERKEMBANGAN FILSAFAH ISLAM
Sebuah Resensi Singkat
OLEH
[size=9]AWAL MUQSITH
ABDILLAH HZ
[/size]
Nama Buku: Nash'ah al-Fikr al-Falsafy fi al-Islam
Pengarang: DR. Samy Nasshar
Penerbit : Daar Ma'arif
Cetakan : VII (tujuh) 1977
Jilid : I (satu)


Sebuah kesalahan ketika menetapkan bahwa filsafat Islam bermuara pada filsafat Yunani , yang pada akhirnya akan menelorkan sebuah ketetapan Bahwa Islam hanyalah daur ulang dari filsafat Yunani, sehingga akan menafikan identitas keilmiahan Islam. (DR. SAMY NASSHAR)

A. PROLOGUE

Bukanlah sebuah keraguan dengan mengatakan bahwa filsafah Islam merupakan essensi dari kebudayaan Islam, refleksi dari peradaban ummat, serta merupakan cerminan dari identitas yang tunggal yang dimiliki oleh kebudayaan Islam ketika berasimilasi dengan masyarakat dunia lainnya. Filsafah Islam bukanlah sebuah daur ulang dari pendahulunya, atau merupakan contekan atas peradaban yang ada sebelum Islam, akan tetapi lebih dari itu filsafah Islam merupakan sebuah buah dari pohon tsabit yang akarnya kokoh ketanah, dan rantingnya menjulang kelangit. Filsafah Islam bukanlah sebuah ibda'ul fikri, atau merupakan hasil produk bumi yang terputus dari campur tangan langit, akan tetapi dia merupakan hasil ekspolarasi pemikiran yang tercurah dari Wahyu Ilahy serta bimbingan Rasul-Nya.
Namun, hal yang mencengangangkan hadir ditengah-tengah kita, dengan mengatas namakan Islam, para pengusung bendera dan slogan Barat menebar isu, mengejewantahkan propaganda ilmiah, serta teror yang siap meruntuhkan podasi millah ini. Filsafat Islam pun tak terlepas dari serangan ini, dengan mengusung Sentralisasi kebudayaan maka mereka berusaha untuk menjadi sentral dari segala kebudayaan yang ada didunia ini. Tak ayal lagi, peradaban tradisional sampai ke peradaban yang modern pun telah didikte untuk menetapkan hubungannya dengan Barat. Sehingga telah terdogma dibenak kita bahwa Yunani merupakan pusat kebuadayaan dimasa silam. Kebudayaan lain hanyalah taqlid dari hadharah Yunani. Ini adalah sebuah keputusan mutlak.
Sungguh ironis memang, ketika dunia tak mengakui kita, seolah hasil karya ratusan ribu dari cendikia Muslim hanyalah sebuah terjemah dari bahasa Yunani ke bahasa Arab. Sungguh mereka telah menzalimi Islam, mengingkari eksistensi kita, memicing kita dengan sebelah mata, menutup diri dari turast kita. Sehingga 'awamil inilah yang mendorong para cendikia Muslim untuk menjawab bantahan ini, salah satunya DR. Samy Nasshar ini.

B. ISI BUKU

Buku ini terdiri dari 3 jilid, jilid I (pertama) –yang menjadi sentral pembahasan pada pertemuan kita kali ini- membahas beberapa tema pokok yang berkaitan erat dengan sejarah perkembangan filsafat Islam yang mencakup hal-hal berikut:

1. PENGANTAR UMUM UNTUK FILSAFAH ISLAM

Pada bab ini membahas tentang beberapa hal pokok untuk mendalami sejarah filsafah Islam, diantaranya keadaan masyarakat Arab pertama, serta atsar Al-Qur'an dalam pembentukan karakter pemikiran mereka waktu itu. Dalam hal ini ada beberapa hal yang ditekankan oleh penulis tentang differensi filsafah Islam dengan filsafah Yunani dan para pemikir kuno- baik itu dari kebudayaan Asia Kecil yang ada di Laut Putih (Bahrul Abyadh), atau di Yunani- yaitu sebuah perbedaan mendasar atas kerangka yang membentuk kebudayaan masing-masing. Filsafah Islam dibangun berdasarkan wahyu samawy Inilah yang merupakan identitas tersendiri, yang berbeda dengan ajaran ardhy, dengan bertumpu pada keotentikan sanadnya, serta sanad yang kualitatif dan kuantitatif. Disamping itu, penulis juga menjelaskan bahwa perpindahan hadharah dari Selatan ke Jazirah Arab yang dimana masyarakat dengan karakteristik yang lekat dengan hawa gurun dan pola hidup nomaden, merupakan hal yang tak terduga oleh para sejarawan. Dari sinilah penekanan fungsi Al-Qur'an dan Rasulullah SAW. sebagai motor penggerak, serta lonjakan kebudayaan yang membuat Islam mampu menerangi kegelapan yang menyelimuti alam ini, jauh sebelum masa renessains Barat waktu itu.
Dengan penekanan, bahwa Al-Qur'an sebagai pondasi dalam membentuk struktur kerangka pemikiran Islam, maka penulis mengetengahkan kepada kita manahij bahst dalam menafsirkan realita kehidupan, karena menurut penulis manhaj bukan merupakan hak paten sebuah generasi akan tetapi dia merupakan sebuah manhaj universal yang dimiliki oleh para pelakon kebudayaan. Dengan menukil pendapat Gauthier yang membagi metode tersebut menjadi 2 yaitu; (1) metode spontanitif, (2) metode refleksi, dengan memahami kedua metode ini, maka akan jelas bahwa Yunani bukanlah merupakan pencetus rasionaliasi dalam mencermati sebuah realita. Namun penulis menambahkan sebuah manhaj yang dimiliki oleh umat Islam yang membedakan dia dengan kebudayaan lain, yaitu metode qiyas. Bahkan dari metode inilah yang mengilhami Roger Bycon -menurut penulis- seorang tajriby abad modern, untuk memperhitungkan kembali peradaban Islam, bahkan Roger termasuk penyeru yang mengatakan bahwa metode ilmiah Islam merupakan sebuah jalan untuk mendapatkan kebenaran -dengan menggunakan metode qiyas-.
Setelah memaparkan keunggulan dari metode qiyas penulis pun melanjutkan pemaparannya berupa korelasi Filsafat Islam dengan disiplin ilmu lainnya baik itu non-Islam atau berada dalam cakupan Islam itu sendiri, yaitu; a, filsafat Yunani, b,tasawwuf, c, ilmu kalam, d, ilmu ushul fiqh, e, sosiologi, f, linguistik.

2. PERKEMBANGAN FILSAFAT ISLAM

Dalam perkembangannya filsafat Islam mempunyai dua faktor yang memicu pertumbuhannya –menurut penulis- yaitu berupa:
# Faktor eksternal yang meliputi; agama Yahudi, Nasrani, filsafah Yunani, mazhab ghunushiah Timur.
# Faktor Internal yang meliputi; faktor ekonomi, linguistic, dan politik.

3. HARAKAH AQLIYAH PERTAMA DALAM ISLAM

Masalah politik dalam pemerintahan Islam merupakan faktor terbesar yang nantinya menjadi misil penggerak harakah aqliyah Islam. Pergolakan politik antara Ali ra. versus Muawiyah ra. merupakan pemompa munculnya gerakan pemikiran Islam waktu itu. Muawiyah diidentikkan sebagai seorang penguasa yang menghalalkan segala cara untuk melanggengkan kekuasaannya. Dia identikkan sebagai tokoh yang lahir dari musuh besar (Abu Sofyan) Nabi sewaktu dia mengemban misi dakwah di Jazirah Arabiyah. Ketika Usman ra. wafat dia mucul sebagai penuntut balas atas kematian itu. Dengan memakai kematian Usman ra. dia menggunakan senjata ini untuk memobilisasi massa di Syam waktu itu. Padahal sebelumnya klan ini hanyalah dianggap sebagai muallafah qulubuhum atau sebuah komunitas baru yang hadir ditengah-tengah keluarga Islam namun, hal yang membingungkan mengapa kematian Umar ra. tidak memancing mobilisasi politik waktu itu. Intrik politik jelas bermain disini. Bahkan hal yang lebih miring lagi diutarakan oleh penulis, slogan politik yang digalakkan oleh Muawiyah diharapkan menjadi isu masyarakat yaitu paham jabariyah demi menepis sistem syura dalam pemerintahan Islam waktu itu. Sehingga hal inilah yang memicu Muhammad bin Al-Hanafiyyah ra. putera Ali ra. mebentuk sebuah madrasah di Madinah yang diistilahkan dengan maktab, dari maktab inilah beliau menyebarkan pahamnya dan nantinya menelorkan beberapa intelek muslim diantaranya; Ma'bad al-Jahmy, para Uluwiyyin (anak-anak Ali ra.), bahkan Washil bin 'Atha juga terdidik dari maktab ini, demikian juga Imam Abu Hanifah. Sehingga dapat kita katakan bahwa institusi ini merupakan yang pertama dengan beridentitaskan sebagai ahlussunnah. Yang nantinya madrasah merupakan kontas dari rezim yang didirikan Muawiayah di Syam, beberapa kali anggota dari maktab ini mengikuti gerakan kudeta yang dilakukan oleh para musuh dinasti Umayyah. Namun, tak banyak yang menjadi syahid akibat kekejaman dinasti Umayyah diantaranya; Ma'bad al-Jahmy, Amr al-Maqsus (seorang penganut mazhab qadariyyah bahkan dia dianggap sebagai penyeru I'tizal pertama di Syam yang mana pada waktu itu sebagai sentral propaganda jabariyyah dinasti Umayyah), dan Ghailan al-Dimashqy. Tak berlebihan jika kita katakan maktab ini sebagai benih munculnya rasionalisme Islam, bahkan universitas pertama yang melahirkan para filosof Islam yang ditoreh dengan tinta emas dalam sejarah Islam.
Setelah pemaparan tentang maktab Madinah, penulis melanjutkan dengan bahasan Empat Imam Mazhab yaitu; Imam Hanafi, Imam Malik, Imam Syafi'i, Imam Ahmad, yang disertai manahij mereka serta mauqif atas isu yang beredar dimasyarakat waktu itu.

4. ABDULLAH BIN KULLAB DAN AHLUSSUNNAH

Abdullah bin Kullab dimata penulis dianggap sebagai imam Ahlussnnah pada abad ke tiga (240 h.) penulis menukil pendapat Imam Al-Haramain Al-Juwainy, bahkan Al-Juwainy sendiri mengatakan bahwa Abdullah bin Kullab min ashabina, hal senada juga diungkapkan As-Subki dalam Tabaqat As-Shafi'iyyah mengatakan beliau adalah salah seorang imam mutakallimun. Tak heran Ibnu Taymiyyah memujinya dibeberapa tempat dalam karyanya Minhajussunnah nabawy dan Majmuah rasail wa masail. Beliau adalah mutakallim Ahlussunnah pertama yang berdialog ilmiah dengan Mu'tazilah dan Syi'ah pada masa khalifah Al-Ma'mun. Hal inilah yang nantinya menebarkan benih-benih kebencian antara beliau dengan Mu'tazilah dan Syi'ah. Pada akhirnya kadang beliau dihantam dengan serangan seorang Nasrany, atau mubtadi'. Dengan keteguhan inilah, membuat pemikirannya langgeng ditengah umat Islam waktu itu, bahkan mencerminkan essensi Islam dengan bermanhajkan metode salafu lummah. Madrasah ini terus eksis dan menelorkan beberapa ulama terkemuka Islam diantaranya Abu al-Abbas, dan Al-Harist al-Mahasby. Intitusi ini terus berkembang dan pada akhirnya berkoalisi dengan madrasah Abu Hasan Al-Ash'ary.
Namun sebagian ulama Hanabilah khususnya yang datang belakangan menghujam madrasah Ibnu Kullab sebagai seorang Mu'tazilah, atau bermanhajkan Mu'tazilah dalam aqidah mereka, tapi mereka meberikan sedikit perbedaan antara pengikut Ibnu Kullab dan Mu'tazilah. Yaitu perbedaan mereka dalam masalah sifat Allah SWT. Mu'tazilah adalah nuffat, sedangkan Kullabiyyah adalah mustbitun. Bahkan madrasah Kullabiyyah mempunyai efek besar dalam pembentukan kerangka berpikir ulama besar Islam diantaranya; Imam Ibnu Faurak, Abu Bakar al-Baqillany, Abu Dzar al-Harawy, Abu Bakar al-Bajy, dan Abu Bakar ibnu 'Araby. Lewat Abu Bakar al-Bajy pemikiran madrasah Kullabiyyah berpindah ke Maghrib.

5. MU'TAZILAH SIMBOL RASIONALISME ISLAM

Penamaan Mu'tazilah menurut para sejarawan Sunni adalah –dengan menggunakan istilah yang agak denotatif- golongan pembangkang, golongan yang menyalahi pemahaman umum. Namun apakah ini adalah harga mati buat golongan ini? Apakah demikian buruk citra Mu'tazilah dimata Ahlussunnah?
Penulis pun memberikan sebuah analisa cermat dalam menyikapi kasus ini. Untuk menarik benang merah dalam masalah ini, hendaknya kita harus mencermati dengan teliti madrasah Hasan Basry. Dapat dikatakan dari madrasah ini penamaan beberapa golongan dalam Islam terjadi di madrasah ini diantaranya Hasyawiyah. Mu'tazilah pun menurut sebagian besar sejarawan Sunny lahir dari perbedaan pendapat antara Wasil dengan gurunya Hasan Basry, mengenai masalah murtakibul kabair. Kisah yang senada diutarakan oleh Syahrastany, Al-Baghdady, dan Al-Isfirayini, walaupun ada sedikit perbedaan dalam pemaparan kisah tersebut. Namun ada sedikit kekontroversialan muncul ketika Thasy Kubra Zadah dalam bukunya Miftah Dar Sa'adah, demikian juga Ibnu Murtadha pengarang buku Al-Muniyyah Wa Al-Amal, bahkan oleh Al-Isfirayini, mereka menambahan seorang bernama Qatadah bin Di'amah, dari sosok inilah dianggap yang menamai Wasil dan Amr bin Ubaid sebagai kelompok Mu'tazilah. Baik penamaan itu dari Hasan Basry ataukah oleh Qatadah yang jelasnya penamaan ini berasal dari musuh mereka.
Melanjutkan pemaparannya penulis menukil pendapat orientalis Nillino, orientalis yang menyandarkan pendapatnya kepada Al-Mas'udy, pengarang buku Muruj al-Zahab. Orientalis ini mengatakan bahwa Mu'tazilah adalah nama yang ditujukan kepada pendiri intitusi kalam baru, yang berbeda dengan pendapat Ahlussunnah, dalam masalah murtakibulkabair, mereka menganggap para pelaku dosa berada berada diantara mu'min dan kafir, pendapat ini lebih netral dan jauh dari unsur-unsur politik waktu itu. Sehingga mereka memilih nama Mu'tazilah karena mauqif tersendiri yang berbeda dengan rijal al-din dan para politik waktu itu. Untuk memperkuat pendapat ini penulis menjelaskan, bahwa penamaan Mu'tazilah bukanlah hal baru dalam Islam. Nama inipun ditujukan kepada segolongan kecil sahabat yang melarang berperang melawan 'Ali ra. dan berperang bersama beliau setelah mereka membai'atnya. Para sahabat itu diantaranya; Sa'ad bin Malik, Sa'ad bin Abi Waqqas, Abdullah bin Umar, Muhammad bin Maslamah, dan Usamah bin Sa'id. Namun tak dapat dikatakan bahwa mereka adalah Mu'tazilah dan pendahulu Wasil. Akan tetapi dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa penamaan Mu'tazilah kepada golongan ini bukanlah sebuah dzam melainkan sebagai tasyrif kepada mereka sebagaimana yang diutarakan oleh al-qadhy Abdul Jabbar. Mu'tazilah juga merupakan penamaan terhadap suatu golongan yang tidak setuju terhadap perpindahan kekuasaan yang dilakukan oleh Mua'wiyah. Sehingga mereka mengasingkan diri dan mengisolasi dari kehidupan politik.
Mu'tazilah adalah bayi pemikiran Islam yang nantinya menjadi misiu yang meledakkan gerakan rasional dalam Islam. Dia adalah refleksi dari kejumudan terhadap konteks, yang diwakili oleh komunitas Musyabbihah. Komunitas ini telah melewati batas, bahkan telah salah paham dengan ayat mutasyabihat. Tuhan diserupakan dengan manusia, dengan cahaya, bahkan yang lebih ekstrim lagi ketika sampai kepada taraf tuhan dapat disentuh, mempunyai darah, kulit, dll. Maha suci Allah dari hal itu. Disamping itu juga Mu'tazilah lahir demi mempertahankan kemerdekaan manusia dalam bertindak. Yang pada sasarannya nanti mengena pada, manusia bertanggung jawab terhadap apa yang ia lakukan, terhadap keadilan Tuhan yang mengupah hambanya terhadap apa yang hambaNya kerjakan.
Tak heran, penulis menyanjung tinggi terhadap Wasil bin Atha', karena merujuk kepada kepribadiannya yang loyal terhadap Islam, disamping itu kejeniusan yang melebihi rata-rata, serta keuletannya dalam menyiarkan Islam keseluruh penjuru Arab waktu itu. Sejarah telah mencatat bagaimana ia dan muridnya menyebarkan Islam ke Magrib, Khurasan, Turmudz, Yaman, Kufah, dan ke Armenia. Disamping itu juga Wasil beserta Muridnya, seorang mudafi' yang mempertahankan Islam dari serangan-serangan yang ditujukan oleh musuh-musuh Islam. Tak ketinggalan kehidupan spiritual Sang Guru ini yang senantiasa mengucurkan air mata dihadapan Allah, salat nawafilnya tak perlu ditanyakan lagi. Sehingga keseimbangan antara intelegensi dan spiritulitasnya melahirkan murid-murid dari madrasah Wasil bin Atha' yang menjadi pelaku sejarah, khususnya dalam pembentukan identitas filsafat Islam yang betul-betul independen dari filsafat Yunani. Diantaranya; Amr bin Ubaid, Abu Huzail al-Allaf, Ibrahim An-Nizham, dan Ma'mar bin Basyar.
Maka penulis pun tak segan-segan mengatakan Mu'tazilah sebagai reformasi sosial terhadap ketimpangan politik yang terjadi di masa itu, dan Mu'tazilah pun entah berevolusi ataukah sebagai refleksi dari gerakan sosial ini, seorang mujaddid Islam lahir beliau adalah Abu Hasan Al-Ash'ary, yang nantinya sebagai guru dari filosof-filosof Islam, bahkan menurut penulis Al-Ash'ary telah sampai pada kulminasi yang mapan dalam akidah Islam, sehingga Al-Azhar intiusi Islam tertua didunia berlabelkan manhaj Imam ini dalam aqidah.

6. PENUTUP

Setelah pemaparan yang singkat ini dapatlah kita menarik kesimpulan filsafat Islam bukanlah taqlid terhadap Yunani, bahkan penulis dengan lantang mengatakan Ibnu Sina, Al-Farraby, dan Ibnu Rusyd cs. bukanlah mencerminkan seorang filosof Islam, akan tetapi meraka tidak lebih sebagai syarih li filsafah Aristo.

Zaqaziq, desa peradaban
Back to top Go down
Abu Fatih

Abu Fatih


Number of posts : 40
Registration date : 2007-03-08

bedah buku Empty
PostSubject: Re: bedah buku   bedah buku Icon_minitimeWed Jun 20, 2007 4:33 pm

Assalamu alaikum
kemarin kebetulan sy dapat buku yg mengeritik buku di atas....
mudah2an ada manfaatnya...kayaknya sangat menarik untukj ditanggapi..

bedah buku Pictur11

khusus tanggapan penulis tentang kajian nasyar ttg mazhab asyariah..saya kopikan beberapa bagian dari buku itu....

bedah buku Pictur13

ini juga....

bedah buku Pictur12

dan...

bedah buku Pictur14

juga....

bedah buku Pictur15


bagi yg pingin bukunya...silahkan download sendiri....
ini link nya:
http://www.waqfeya.com/open.php?cat=10&book=1751
Back to top Go down
awal muqsith




Number of posts : 28
Registration date : 2007-03-14

bedah buku Empty
PostSubject: replynya   bedah buku Icon_minitimeSun Jul 01, 2007 7:17 pm

wahh.... klo diliat isi yang ditampilkan oleh Abu Fatih, kayaknya penulis buku tersebut benar2 anti Asyaira:D Very Happy Smile , klo dari isi buku keseluruhan kayaknya saya tidak melihat DR.Samy Nasshar menyinggung masalah akidah Asy'ari secara ekspilisit. jadi klo bantahannya tentang akidah Asy'ari, kayaknya salah tempat dehhh.... yang ada dalam buku itu cuman akidah Mu'tazilah yang diinterpretasikan secara komperhensif.....silent bahkan masalah yang detail seperti kasb, hal, ta'wilat. itu tidak dijelaskak dibuku itu. yang dijelaskan cuman pendapat para rijal Mu'tazilah, serta pendapat para rijal yang disangka selama mukhalifun dengan ahlussunnah. seperti Ma'bad al-Juhayni, Ghailanal-Dimasyqy, Abdullah bin Kulab, dsb.
kemudian tentang penerimaan Filsafat yunani secara umum, serta filsafat Aristo secara khusus. saya pribadi tidak sependapat dengan itu... bukan cuman golongan Asyairah yang menolak filsafat yunani, bahkan dari kalangan Mu'tazilah Awail yang menolak itu seperti Washil, Abul Huzail, An-Nizam,al-Jubba'i. abu Hasyim (anaknya Al-Jubba'i). dan dari golongan mutaakhirin yang paling banter mebantah filosof yaitu Al-Qadhi Abdul Jabbar. mungkin kita kuarng melihat pengaruh filsafat dari pemikiran washil, karena kondisi waktu itu harus menghadapi tantangan dari agama yang berseberangan dengan Islam seperti Nasara, yahudi dsb. sedangkan dari Abu HUzail kita dapat melihat secara jelas yang menentang pendapat filosof yunani secara jelas, maka tidak heran ketikan dia berpendapat bahwa ketetapan tuhan atau ilmu tuhan terbatas, sukun daim li ahlil jannah, aljuz'u allazi la yatajazza', pendapat ini dikeluarkan salah satu tujuannya untuk menghantam serta mengcounter pendapat filosof yunani mengenai masalah ilahiyyat. ketika kita beralih ke an-Nizam mungkin kita mengira dia condong kepada pendat filsafat yunani namun saya rasa itu keliru, salah satu dalilnya dia menolak fikrah al juz'u allazi la yatajazza'. kemudian setelah dari An-Nizam kita ke Al-Jubba'i dari pemikir mu'tazili yang satu ini dia betul2 mentaqdiskan tuhan dengan lebih ablag bisa kita lihat dari cara dia mensifati tuhan dan memberikan nama kepada-Nya dengan sangat hati2 dan betul2 logis. setelah dari Jubba'i kita ke anaknya yaitu Abu Hasyim seorang mufakkir mumtaz yang menelorkan fikrah ahwal yang saat itu menjadi solusi dalam masalah sifat tuhan, hal huwa qaimun lizatihi am kharijun ani zat. yang seterusnya diikuti oleh Imam Asya'ri, namun di bantah lagi oleh muridnya oleh muridnya, namun dapat didamaikan oleh Syahrastani. dari anaknya jubba'i kita ke sang Qadhi. satu2nya pemikir mu'tazili yang mendapat gelar qadhi. disini dapat kita liat secara ekspilisit dia membantah filsafat yunani bahkan membantah pendapat Asyairah.Twisted Evil
beralih ke Asyairah, filsafat yunani tidak mendapat tempat yang layak dikalangan pemikir asya'ri. salah satunya oleh sang Imam sendiri, soalnya dia semasa dengan al-Farrabi namun dia tidak pernah menyebut namanya dalam karangannya, walaupun Farrabi mengagumi fikrahnya dalam penetapan tuhan. begitu juga muridnya Baqillani hampir2 mantik yunani tidak bisa ditemukan dalam karangannya. setelah dari Baqillany berlanjut ke Al-Juwayni, dalam pemikiran beliau adalah benih bagi Gazhali untuk membantah filsafat yunani nantinya, bahkan Gazhali dalam metodenya membantah filsafat yunani itu mengambil manhaj Al-Juwainy. setelah dari Juwainy kita ke GAzhali yang hampir membunuh filsafat Yunani waktu. saya ragu sama penulis buku itu yang mengatakan bahwa Asyairah lebih mengambil pendapat Aristo dari pada hadis Rasul. tidakkah dia melihat bagaimana filsafat yang hampir mati ditangan Asy'ariyyun???Sleep tidakkah dia melihat bagaimana bencinya Ibnu Rusyd kepada Asyairah karena sikap mereka yang tidak menaruh hormat kepada uztaznya Aristo???affraid saya rasa penulis menutup mata dengan hal itu!!!!!!!!!No
kemudian kita beralih kependapat penulis yang mrngatakan bahwa Imam Asy'ari, Gazhali, Ar-Razi, yang tobat dari mazhabnya...Question saya barangkali tidak punya kapasitas untuk mengkritik beliau. namun masalah ini sudah jauh hari sebelumnya telah diisukan oleh para hanabilah, bahkan imam Asy-Syirazi menulis buku yang membantah hal itu , sebagaimana yang dilakukan oleh Ibnu Asakir . ini semua membuktikan bahwa dugaan mereka hanyalah berupa akhbar kazibah yang dinisbahkan kepada Asya'riyyun, bahkan Asy-Syirazi membalikkan kepada mreka sebuah pertanyaan. Akidah mereka, akidahnya imam Ahmad!!! namun apakah Imam Ahmad pernah mengarang sebuah kitab akidah???bounce akidah apa yang dimiliki oleh Imam Ahmad???rendeer
sudahmi barangkali Uztaz itu yang kutau dari buku itu.........lol!
Back to top Go down
Abu Fatih

Abu Fatih


Number of posts : 40
Registration date : 2007-03-08

bedah buku Empty
PostSubject: Re: bedah buku   bedah buku Icon_minitimeMon Jul 09, 2007 5:37 pm

saya rasa kita harus mengalokasikan waktu untuk menanggapi isu-isu seperti itu. sebagai contoh, tobatnya pentolan asyairah itu dijadikan isu besar para salafi wahabi untuk menyerang para asyariyyin...kayaknya perlu ada yang membedah isu-isu seperti itu.

lain kali disambung......
Back to top Go down
awal muqsith




Number of posts : 28
Registration date : 2007-03-14

bedah buku Empty
PostSubject: lagi   bedah buku Icon_minitimeMon Jul 16, 2007 6:56 am

untuk isu tobatnya para imam asyairah kayaknya kita tidak terlalu sulit untuk menemukan jawabannya kita dapat menemukan jawabannya di kitabnya imam As-Syirazi judulnya Al-Isyarah ila mazhabil haq, dia ikut di kitabnya Nihayatul Iqdam fi Ilmil kalam dapat dibeli di maktabah al bayan belakang kuliah .... kira2 sekitar 30 pon lah bukunya semdiri tidak terlalu tebal kok paling 35-50 halaman .... good luck:lol!:
Back to top Go down
Abu Fatih

Abu Fatih


Number of posts : 40
Registration date : 2007-03-08

bedah buku Empty
PostSubject: Re: bedah buku   bedah buku Icon_minitimeMon Jul 16, 2007 10:24 am

Yallah, kita pengen dingkat di forum.....yalllllllah.
biar cuman point2nya... teman2 pasti dpt info baru.lol! lol!
Back to top Go down
Sponsored content





bedah buku Empty
PostSubject: Re: bedah buku   bedah buku Icon_minitime

Back to top Go down
 
bedah buku
Back to top 
Page 1 of 1
 Similar topics
-
» buku
» Buku

Permissions in this forum:You cannot reply to topics in this forum
Forum Kajian Baiquni Cairo-Mesir :: Teras Pengurus :: Divisi Diskusi dan Kajian-
Jump to: