Forum Kajian Baiquni Cairo-Mesir
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Forum Kajian Baiquni Cairo-Mesir

Ruang Aspirasi Anggota
 
HomePortalGallerySearchLatest imagesRegisterLog in

 

 Hasil koreksi terjemah.....(1)

Go down 
AuthorMessage
Ahmad Baharuddin




Number of posts : 37
Age : 37
Localisation : Buuts Permai
Registration date : 2007-03-15

Hasil koreksi terjemah.....(1) Empty
PostSubject: Hasil koreksi terjemah.....(1)   Hasil koreksi terjemah.....(1) Icon_minitimeSat Jul 14, 2007 4:13 am

3. Soal : Kami Mendengar dari sebagian orang-orang yang masuk
agama Islam, bahwasanya mereka terpesona oleh Agama Islam. Dimanakah letak
pesona Islam terhadap akal? Dan apakah alasan-alasan yang membuat mereka
terpesona?
(hal 19)





Jawab : Keelokan Islam telah menyilaukan akal manusia. Dan
memancarkan akhlak mulia yang memaksa orang non-muslim yang tidak tertarik
hanya dengan menganggapnya sebagai etiket bagi pengikutnya untuk memuliakannya
selaku wahyu
dan bimbingan ilahi. Islam adalah agama kasih sayang, perdamaian
dan kebajikan. Rasulullah s.a.w. bersabda : Orang beriman itu mulia, lembut,
dermawan memiliki akhlak mulia. Dengan berakhlak mulia, memenuhi janji, berkata
jujur, insaf, dan dengan bersaksi terhadap kebenaran islam menyilaukan akal
manusia. Dengan demikian, berkat rahmat Allah mereka berbondong-bondong masuk
Islam.





Sesungguhnya metode yang digunakan dalam Islam adalah implementasi
(aplikasi) dari nama-nama Allah (asmâ al-Husnâ), dan wahyu yang tertuang dalam
Al-Qur'an dan Sunnah Nabi s.a.w.; yang mengatur tata cara hidup muslim yang
baik terhadap linkungannya.





Melalui Aqidah islam, kaum
muslim menemukan jawaban atas pertanyaan : dari mana kita berasal? Sebuah Pertanyaan
yang bersangkutan dengan masa lampau, yang timbul dari keraguan manusia dan ketidaktahuannya
akan sumber dan permulaan keberadaan. Bagaikan anak kecil yang menanyakan
"dari manakah saya berasal?" ketika dia tidak mengetahui hari
kelahirannya dan tidak mampu untuk mengingatnya. Allah S.W.T. berfirman :


" Aku tidak menghadirkan mereka (iblis dan anak cucunya) untuk
menyaksikan penciptaan langit dan bumi dan tidak (pula) penciptaan diri mereka
sendiri; dan tidaklah Aku mengambil orang-orang yang menyesatkan itu sebagai
penolong."


Kemudian kaum muslim sesuai dengan keimanannya menjawab bahwasanya
Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi, pencipta manusia dan segala
sesuatu.


" (Tuhan) Yang Maha Pemurah, Yang telah mengajarkan Al-Qur'an. Dia
telah menciptakan manusia,"





Kaum Muslim juga mempercayai keesaan (tauhid). Bukan hanya keesaan Tuhan,
melainkan kesaan yang mencakup segala sesuatu dalam struktur kepercayaan. Percaya
kepada satu Nabi (Muhammad s.a.w.) sebagai nabi yang terakhir, Allah berfirman
: "Muhammad itu sekali-sekali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di
antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi." Satu Kitab
; oleh karena itu Allah menjaganya dari perobahan dan penggantian dan
menjadikannya satu. Allah berfirman : " Sesungguhnya kamilah yang
menurunkan Al-Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya."
Satu Ummat, Allah berfirman : " Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah
agama kamu semua; agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah
Aku." Satu Qiblat " Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan
dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya." Satu Risalah
sepanjang zaman, Allah berfirman : " (Ikutilah) agama orang tua kamu
Ibrahim. Dia (Allah) telah menami kamu sekalian orang-orang muslim dari
dahulu,dan (begitupula) dalam (Al-Qur'an) ini, supaya rasul itu menjadi saksi
atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia."





Tauhid dengan makna yang universal semacam ini secara pasti akan
berbekas dalam akal manusia masa kini dan menjadi dasar dalam memahami
kehidupan
serta dalam berinteraksi dengan terhadap lingkungan, khususnya
selaku manusia.





Orang Islam mempercayai bahwasanya Allah tidak menciptakan manusia
begitu saja tanpa ada konsekuensi kewajiban apa-apa. Dalam Islam dikenal
Syariat, Kitab suci dan Wahyu. Allah berfirman : "Untuk tiap-tiap ummat di
antara kamu, kami berikan aturan dan jalan yang terang." Bahkan Allah
menjadikan Islam sebagai nama bagi agama yang diridhai sepanjang sejarah sejak
Nabi Adam as. Sampai kepada Nabi Muhammad s.a.w., Allah berfirman : "
Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam." Dan
" Barangsiapa mencari agama selain agama islam, maka sekali-kali tidaklah
akan diterima (agama itu) daripadanya." Allah juga berfirman : " Pada
hari ini telah kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu
ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu."





Adanya pembebanan kewajiban (taklif) merupakan jawaban atas pertanyaan
kedua : Apa yang kita lakukan di dunia ini? Pilar dari taklif ini ada tiga;
pertama : menyembah Allah, yang mana adalah ibadah yang membentuk manusia
berperadaban. Allah berfirman : " Dan Aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Aku tidak menghendaki rizki
sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku
makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rizki Yang Mempunyai Kekuatan
lagi Sangat Kokoh." Pilar kedua : memakmurkan bumi, berupa
menggalakkan pembangunan dan
melarang perusakan dan penghancuran, Allah berfirman : " Dia telah
menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya,"
artinya menuntut kamu untuk memakmurkannya, Allah juga berfirman : " dan
janganlah kamu berbuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan." Pilar ketiga: Pensucian Jiwa, Allah SWT.
Berfirman: " dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah
mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya
beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang
yang mengotorinya."





Dan Orang muslim juga mempercayai
adanya hari perhitungan pahala dan hukuman, Allah SWT. Befirman : " Barang
siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarahpun, niscaya dia akan
melihat(balasan)nya. Dan barang siapa mengerjakan kejahatan sebesar zarrahpun,
niscaya dia akan melihat(balasan)nya pula."





Iman akan hal ini berpengaruh kepada perangai/ tingkah laku orang
mu'min dalam berbuat atau tidak berbuat. Ia tetap melakukan
sesuatu yang sulit dan tidak menyenangkan jika sekiranya ia melihat hal
itu akan menjadikan dia dekat akan surga dan mendapatkan pahala. Ia juga
meninggalkan
hal-hal yang mengandung kesenangan ketika hal itu menjadikan ia
semakin dekat dengan neraka. Semua ini berhubungan dengan iman kepada
Allah, percaya akan adanya taklif yang kemudian berpengaruh atas kehidupan.
Sudah seharusnya pengaruh yang ditimbulkan adalah positif dan jika tidak, maka
ketakutan dan pengharapan beralih menjadi sebab pincangnya kehidupan.
Pada dasarnya, Allah mensyariatkannya untuk memelihara kehidupan dan
menjaganya. Apabila perbutan kita telah merubah kehidupan menjadi timpang maka
itu menyalahi tujuan syariah.





Tiga pertanyaan besar ini membentuk sejumlah komponen pemikiran yang selanjutnya
membentuk pribadi muslim, dimana kita mengharapkan agar orang-orang muslim
kembali kepada kepribadian tersebut seperti dalam bentuk awal diturunkannya,
dan agar mereka memahami maksud Allah dalam wahyuNya.





Kaum Muslim juga beriman kepada Zat Yang Muthlak, karena beriman
bahwasanya Allah Tidak Terhingga dan Tidak Terbatas oleh batasan tertentu. Dan Keimanan terhadap Sesuatu Yang Tak
Terhingga dan Tidak Terbatas bersumber dari kepercayaan terhadap nama-nama dan
sifat-Nya yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan Sunnah yang berperan sebagai
kerangka pembinaan (pendidikan) bagi orang muslim, Allah SWT. Berfirman :
" Allah mempunyai asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan
menyebut asmaa-ul husna itu." Dan nama-nama yang disebutkan oleh Allah dalam
menggambarkan Zat-Nya dalam Al-Qur'an terhitung lebih dari seratus lima puluh nama, dan dalam
sunnah Nabi melebihi seratus enam puluh nama secara keseluruhannya berjumlah
dua ratus dua puluh setelah menghilangkan yang berulang. Nama dan sifat ini
bisa dibagi kepada; sifat keelokan/ keindahan : seperti maha pengasih
lagi penyayang, dan maha pengampun. Sifat kesempurnaan : seperti maha dahulu
lagi maha akhir, maha dhahir lagi bathin, dan semua sifat Allah.





Dalam kerangka ini, orang beriman harus meniru Sifat Keindahan
dan tidak meniru Sifat Keagungan, tapi hanya menggantungkan diri dengan sifat
keagungan itu. Oleh karena itu ia memberi maaf dan menolak, menahan diri
ketika marah, firman Allah SWT. : " dan janganlah sekali-kali kebencianmu
terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku
adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa." Dan Allah juga berfirman : " Sebahagian
besar Ahli Kitab menginginkan kamu agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada
kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka
sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka ma'afkanlah dan biarkanlah
mereka. Sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah maha Kuasa
atas segal sesuatu. Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan apa yang
kamu usahakan dari kebaikan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanya
pada sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu
kerjakan."





Orang mu'min memandang bahwa manusia itu memperoleh kedudukan mulia, dan
tidak memandangnya sekedar bagian dari alam, firman Allah : " Dan
sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan
dan di lautan, Kami beri merkea rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan
mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami
ciptakan."





Manusia adalah jenis makhluk unik/khusus ; karena ia mengemban
amanah, Allah berfirman : " Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat
kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul
amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu
oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh."





Orang mu'min juga melihat bahwa waktu, tempat, pribadi dan keadaan mempunyai
kehormatan, maka dia memberi perhatian ketika berinteraksi dengan hal-hal
tersebut. Kita melihat orang mu'min memuliakan malam lailatul qadr : " Sesungguhnya
Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan." Dan firman
Allah : " Sesungguhnya kami menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam yang
diberkahi," memuliakan ka'bah, Allah berfirman : " Sesungguhnya rumah
yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang
di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua
manusia.", Rasul saw. Bersabda : " Betapa baiknya kamu dan harumnya
aromamu, betapa mulianya kamu dan mulianya kehormatanmu. Demi Yang menguasai jiwa
Muhammad sungguh kehormatan orang mu'min lebih mulia disisi Allah dari kamu ;
harta dan darahnya. Kami tidak menganggapnya kecuali kebaikan.",
memuliakan mushaf : " Dan tidak menyentuhnya kecuali orang-orang
suci.", menempatkan Nabi saw. Dalam posisi yang mulia, firman Allah :
" Janganlah kamu menjadikan panggilan Rasul di antara kamu seperti
panggilan sebahagian kamu kepada sebahagian (yang lain)." Allah juga
berfirman : " Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan
suaramu lebih dari suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan
suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebahagian kamu terhadap sebahagian
orang lain, supaya tidak hapus (pahala)
amalanmu sedangkan kamu tidak menyadari."





Paradigma epistemologis inilah yang sepantasnya menjadi titik tolak
dalam memberi penilaian, dan menjadi ukuran untuk menerima berbagai pemikiran
dan kecenderungan umat manusia, serta menjadi prinsip dalam mengangkat wacana baru yang sejalan dengan realita
dengan berbagai sisinya.





Dengan paradigma epistemologis ini dan dengan pribadi manusia yang dibentuk
oleh Allah lewat syari'at-Nya, serta dengan perangai inilah, Islam menyilaukan
akal dan hati; karena Islam adalah agama yang diturunkan oleh Pencipta Semesta
Alam, dan Allah maha tinggi lagi Mengetahui.








Diterjemahkan oleh





Muhammad Amri























Beberapa catatan:





1. Kalimat ke 2


Dan memancarkan akhlak mulia yang memaksa orang non-muslim yang tidak
tertarik hanya dengan menganggapnya sebagai etiket bagi pengikutnya untuk
memuliakannya selaku wahyu dan bimbingan ilahi.








Mungkin terjemah yang pas:


Sekian banyak pintu hati manusia terbuka dengan etika agungnya yang
membuat orang non muslim tak sanggup berbuat apa-apa kecuali memberikan
perhargaan kepadanya –jika tidak tertarik untuk memeluknya- hanya dengan
melihat etika tersebut dalam tingkah laku kaum muslim setelah sebelumnya hanyalah
merupakan wahyu dan pembinaan Ilahi.





2.Sesungguhnya metode yang digunakan dalam Islam adalah implementasi
(aplikasi) dari nama-nama Allah (asmâ al-Husnâ), dan wahyu yang tertuang dalam
Al-Qur'an dan Sunnah Nabi s.a.w.; yang mengatur tata cara hidup muslim yang
baik terhadap linkungannya.





Mungkin terjemah yang pas:





Oleh karena pola hidup Islam adalah merupakan implementasi praktis dari
nama-nama Allah dan wahyu yang tertuang dalam Al-Qur'an dan Sunnah Nabi s.a.w,
maka hal itulah yang selanjutnya membentuk pribadi muslim yang menebar kebaikan
(/ melakukan ishlah) lewat sebuah paradigma epistemologis dalam berinteraksi
dengan alam semesta, yang telah tertanam dalam dirinya.
Back to top Go down
 
Hasil koreksi terjemah.....(1)
Back to top 
Page 1 of 1
 Similar topics
-
» Hasil koreksi terjemah.....(2)
» Kelompok Terjemah
» imbauan dvsi terjemah
» Titipan divisi terjemah for Akhawat BAIQUNIAH
» Bagi-Bagi Tugas Terjemah !!!!

Permissions in this forum:You cannot reply to topics in this forum
Forum Kajian Baiquni Cairo-Mesir :: Teras Pengurus :: Divisi Terjemah-
Jump to: